Kinko’s, awalnya hanyalah sebuah jasa foto copy kecil di ruangan seluas 2,5 X 3 m, kini ia telah menjelma menjadi jaringan penyedia jasa ‘Office and Print Service’ raksasa yang tersebar di Amerika Utara, Eropa, Australia dan Asia, dengan jumlah cabang mencapai 1700 toko. Pendapatannya pun tidak tanggung-tanggung, dua miliar dolar pertahun.
Kinko’s -kini menjadi FedEx Kinko’s- didirikan oleh Pul Orfalea pada tahun 1970 saat ia masih menjadi seorang mahaiswa di University of California, Santa Barbara. saat itu ia melihat kalau mesin fotocopy masih sulit dijangkau masyarakat umum. Jiwa entrepreneur-nya pun muncul. Dia melihat peluang bisnis besar yang bisa menghasilan banyak uang. Dengan bermodalkan satu mesin fotocopy Xerox dimulailah perjalanan ‘kekaisaran’ bisnis Kinko’s.
Sekarang layanannya pun bukan hanya sekedar jasa fotocopy saja. Pokoknya semua hal yang berurusan dengan pekerjaan kantor tersedia di Kinko’s, dari cetak dokumen, membuat sign dan banner, hingga menyediakan ruangan untuk video confrence. Sekarang juga ada layanan baru yaitu mencetak direct mail dan langsung mengirimnya ke alamat yang dikehendaki. Dan yang paling penting dari semua itu adalah Kinko’s bisa menjadi kantor yang nyaman bagi siapa saja. Terutama bagi pengusaha kecil yang fasilitasnya belum lengkap, Kinko’s bisa menjadi kantornya. Maka tidak berlebihan kalau majalah Fortune beberapa kali mendaulatnya menjadi tempat bekerja yang terbaik di Amerika.
Yang menarik, pendiri Kinko’s, Paul Orfalea adalah seorang yang mengidap dyslexia suatu gejala sulit berkonsentrasi terhadap aksara. Huruf atau angka dalam sebuah tulisan jadi sulit dibaca oleh anak pengidap gejala ini. Umumnya, mereka tidak bisa membaca karena huruf atau angka jadi berubah-ubah dalam penglihatan mereka. Biasanya para oranng tua yang mempunyai anak seperti itu menjadi minder, dan masyarakat pun sering mengangap anak seperti itu sebagai anak yang ‘kurang’. Padahal mereka juga mempunyai kelebihan yang seringkali tidak dimiliki oleh anak normal, dan banyak dari mereka adalah anak-anak yang cerdas. Gara-gara ‘penyakit’ tersebut Orfalea pernah tidak naik kelas sampai dua kali. Tetapi akhirnya dia sampai lulus juga di perguruan tinggi, walaupun dia mengaku sering menyuruh sekretaris ayahnya utuk menuliskan papernya.
Perkembangan binisnyapun berjalan dengan cepat, hanya dalam waktu satu dekade jarngan kinko’s sudah mencapai 80 buah, yang umumnya berada didaerah mahasiswa. Dari situ bisnisnya pun semakin berkembang hingga ke berbagai belahan dunia. Utamanya dengan banyaknya permintaan dari pelanggan-pelanggan baru yang membutuhkan layanan cetak dokumen dengan kualitas tinggi dari berbagai kalangan.
Ada hal yang keliahatan ironi dalam diri Orfalea. Meski busnis yang ia geluti berhubungan erat berkaitan dengan bisnis ‘membaca’, tetapi dia merupakan orang yang tidak menulis atau membaca. “Semua orang di permukaan bumi ini terlibat dalam urusan seperti itu, “ katanya. “Anda pastinya berpikir seharusnya saya suka membaca atau menulis. Tetapi saya cukup mengatakan kepada orang-orang untuk men-xerox-kan (maksudnya tinggal fotocopy saja) paper-paper itu. Tugas saya hanya mengumpulkan uang.”
Orang yang mengidap dyslexia sering tergesa-gesa. Tetapi ini yang di gunakan Orfalea untuk memprcepat bisnisnya. Dalam bukunya Copy This, dia menjelaskan, “Ketergesaan mendorongku untuk selalu keluar ruangan. Berapa banyak manajer yang ada kenal yang mengerti benar apa yang sedang terjadi pada bisnis mereka? Saya tahu itu. Saya mengunjungi toko-toko jaringan saya untuk mencari tahu apa saja yang sudah baik dikerjakan. Kemudian saya aplikasikan itu ke seluruh jaringan Kinko’s.” Kecepatan pikiirannya bergerak uga menyebabkannya tidak sabar dan frustasi, dan dia mengakui perilaku ini tidak baik dalan membangun bisnisnya. Tetapi ketidaksabarannya memototivasi semua karyawannya untuk selslu bekerja dengan cepat dan fokus pada hal-hal yang penting. Itu juga yang menciptakan suasana urgen yang tetapi mendorong perusahaan bergerak ke depan.
Rahasia Sukses
Lalau apa rahasia sukses Orfalea? Sederhana, yaitu hasratnya yang besar untuk sukses dan makmur dibarengi dengan kepandaiannya dalam membina hubungan dengan orang.
Orfalea mengatakan, “Sejak saya muda, saya tahu bahwa saya ingin memulai bisnis sendiri.” Jadi walaupun mempunyai banyak kekurangan akhirnya dia bisa juga meneruskan sekolahnay sampai ke perguruan tinggi. Di situ dia mencoba berbagai macam bisnis, sampai akhirnya menemukan Kinko’s
Sebagai seorang wirauasha. Orfalea diberkati dengan kepandaiaannya memenej orang, bukan barang. Dia fokus membuat pegawainya bahagia. Di awal berdirinya, para pegawainya bahkan mendapatkan makan gratis sebelum weekend. Selanjutnya Orfalea memastikan kalau semua orang yang bekerja di Kinko’s terlayani dengan baik. Dia mendengarkan pegawainya dan menerima sarannya. Dia percaya bahwa pegawainya adalah pemilik prusahaan yang sebenarnya, bukan eksekutifnya. “Apa yang bisa saya berikan kepada karyawan? Tidak ada. Apa yang bisa karwayan lakukan untuk saya kalau mereka tidak bahagia? Di abisa mencuri dari saya. Dia bisa memberikan pelayanan yang rendah kepada pelanggan dan dia juga bisa menjelek-jelekkan saya kepada karyawan lain, ” ujarnya. . “Seorang eksekutif perupsahaan di
Orfalea selanjutnya menekankan pentingnya memuaskan pelanggan sebagai fondasi kesuksesan wirausahanya. Sebagai pengusaha dia perlu memastikan kalau dia bisa membangun hubungan bisnis jangka panjang dengan kliennya. Dan Kinko’s akan gagal hanya ada satu-dua konsumen yang mengkopi satu atau dua lebar dan tidak kembali lagi. Sebaliknya bisnis bisa berjalan bila pelanggan kembali lagi karena mereka puas dengan pelayanan yang diterimanya.