Wednesday, December 17, 2008

KINKO’S, Jaringan Raksasa Digital Printing

Kinko’s, awalnya hanyalah sebuah jasa foto copy kecil di ruangan seluas 2,5 X 3 m, kini ia telah menjelma menjadi jaringan penyedia jasa ‘Office and Print Service’ raksasa yang tersebar di Amerika Utara, Eropa, Australia dan Asia, dengan jumlah cabang mencapai 1700 toko. Pendapatannya pun tidak tanggung-tanggung, dua miliar dolar pertahun.

Kinko’s -kini menjadi FedEx Kinko’s- didirikan oleh Pul Orfalea pada tahun 1970 saat ia masih menjadi seorang mahaiswa di University of California, Santa Barbara. saat itu ia melihat kalau mesin fotocopy masih sulit dijangkau masyarakat umum. Jiwa entrepreneur-nya pun muncul. Dia melihat peluang bisnis besar yang bisa menghasilan banyak uang. Dengan bermodalkan satu mesin fotocopy Xerox dimulailah perjalanan ‘kekaisaran’ bisnis Kinko’s.

Sekarang layanannya pun bukan hanya sekedar jasa fotocopy saja. Pokoknya semua hal yang berurusan dengan pekerjaan kantor tersedia di Kinko’s, dari cetak dokumen, membuat sign dan banner, hingga menyediakan ruangan untuk video confrence. Sekarang juga ada layanan baru yaitu mencetak direct mail dan langsung mengirimnya ke alamat yang dikehendaki. Dan yang paling penting dari semua itu adalah Kinko’s bisa menjadi kantor yang nyaman bagi siapa saja. Terutama bagi pengusaha kecil yang fasilitasnya belum lengkap, Kinko’s bisa menjadi kantornya. Maka tidak berlebihan kalau majalah Fortune beberapa kali mendaulatnya menjadi tempat bekerja yang terbaik di Amerika.

Yang menarik, pendiri Kinko’s, Paul Orfalea adalah seorang yang mengidap dyslexia suatu gejala sulit berkonsentrasi terhadap aksara. Huruf atau angka dalam sebuah tulisan jadi sulit dibaca oleh anak pengidap gejala ini. Umumnya, mereka tidak bisa membaca karena huruf atau angka jadi berubah-ubah dalam penglihatan mereka. Biasanya para oranng tua yang mempunyai anak seperti itu menjadi minder, dan masyarakat pun sering mengangap anak seperti itu sebagai anak yang ‘kurang’. Padahal mereka juga mempunyai kelebihan yang seringkali tidak dimiliki oleh anak normal, dan banyak dari mereka adalah anak-anak yang cerdas. Gara-gara ‘penyakit’ tersebut Orfalea pernah tidak naik kelas sampai dua kali. Tetapi akhirnya dia sampai lulus juga di perguruan tinggi, walaupun dia mengaku sering menyuruh sekretaris ayahnya utuk menuliskan papernya.

Perkembangan binisnyapun berjalan dengan cepat, hanya dalam waktu satu dekade jarngan kinko’s sudah mencapai 80 buah, yang umumnya berada didaerah mahasiswa. Dari situ bisnisnya pun semakin berkembang hingga ke berbagai belahan dunia. Utamanya dengan banyaknya permintaan dari pelanggan-pelanggan baru yang membutuhkan layanan cetak dokumen dengan kualitas tinggi dari berbagai kalangan.

Ada hal yang keliahatan ironi dalam diri Orfalea. Meski busnis yang ia geluti berhubungan erat berkaitan dengan bisnis ‘membaca’, tetapi dia merupakan orang yang tidak menulis atau membaca. “Semua orang di permukaan bumi ini terlibat dalam urusan seperti itu, “ katanya. “Anda pastinya berpikir seharusnya saya suka membaca atau menulis. Tetapi saya cukup mengatakan kepada orang-orang untuk men-xerox-kan (maksudnya tinggal fotocopy saja) paper-paper itu. Tugas saya hanya mengumpulkan uang.”

Orang yang mengidap dyslexia sering tergesa-gesa. Tetapi ini yang di gunakan Orfalea untuk memprcepat bisnisnya. Dalam bukunya Copy This, dia menjelaskan, “Ketergesaan mendorongku untuk selalu keluar ruangan. Berapa banyak manajer yang ada kenal yang mengerti benar apa yang sedang terjadi pada bisnis mereka? Saya tahu itu. Saya mengunjungi toko-toko jaringan saya untuk mencari tahu apa saja yang sudah baik dikerjakan. Kemudian saya aplikasikan itu ke seluruh jaringan Kinko’s.” Kecepatan pikiirannya bergerak uga menyebabkannya tidak sabar dan frustasi, dan dia mengakui perilaku ini tidak baik dalan membangun bisnisnya. Tetapi ketidaksabarannya memototivasi semua karyawannya untuk selslu bekerja dengan cepat dan fokus pada hal-hal yang penting. Itu juga yang menciptakan suasana urgen yang tetapi mendorong perusahaan bergerak ke depan.

Rahasia Sukses

Lalau apa rahasia sukses Orfalea? Sederhana, yaitu hasratnya yang besar untuk sukses dan makmur dibarengi dengan kepandaiannya dalam membina hubungan dengan orang.

Orfalea mengatakan, “Sejak saya muda, saya tahu bahwa saya ingin memulai bisnis sendiri.” Jadi walaupun mempunyai banyak kekurangan akhirnya dia bisa juga meneruskan sekolahnay sampai ke perguruan tinggi. Di situ dia mencoba berbagai macam bisnis, sampai akhirnya menemukan Kinko’s

Sebagai seorang wirauasha. Orfalea diberkati dengan kepandaiaannya memenej orang, bukan barang. Dia fokus membuat pegawainya bahagia. Di awal berdirinya, para pegawainya bahkan mendapatkan makan gratis sebelum weekend. Selanjutnya Orfalea memastikan kalau semua orang yang bekerja di Kinko’s terlayani dengan baik. Dia mendengarkan pegawainya dan menerima sarannya. Dia percaya bahwa pegawainya adalah pemilik prusahaan yang sebenarnya, bukan eksekutifnya. “Apa yang bisa saya berikan kepada karyawan? Tidak ada. Apa yang bisa karwayan lakukan untuk saya kalau mereka tidak bahagia? Di abisa mencuri dari saya. Dia bisa memberikan pelayanan yang rendah kepada pelanggan dan dia juga bisa menjelek-jelekkan saya kepada karyawan lain, ” ujarnya. . “Seorang eksekutif perupsahaan di New York bertanya kepada saya, apa kelebihan kompetitif yang paling hebat dari Kinko’s?, saya menjawab, kelebihannya adalah pancaran mata dari para pekerja kami,” Kata Orfalea “Dan mereka tidak menyadari itu.”

Orfalea selanjutnya menekankan pentingnya memuaskan pelanggan sebagai fondasi kesuksesan wirausahanya. Sebagai pengusaha dia perlu memastikan kalau dia bisa membangun hubungan bisnis jangka panjang dengan kliennya. Dan Kinko’s akan gagal hanya ada satu-dua konsumen yang mengkopi satu atau dua lebar dan tidak kembali lagi. Sebaliknya bisnis bisa berjalan bila pelanggan kembali lagi karena mereka puas dengan pelayanan yang diterimanya.

Thursday, November 13, 2008

SPECIALTY IMAGING TEXT, Jamin Dokumen Lebih Aman

Kemajuan teknologi cetak yang begitu pesat tidak dipungkiri ikut beperan menambah jumlah pemalsuan dokumen-dokumen penting. Sering kita baca dari media massa, dokummen penting sebuah perusahaan besar dipalsukan untuk tujuan tertentu. Tentu merugikan sekali. Pemalsuan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan. Sayangnya menambah (tanda) security pada dokumen seringkali masih mahal. Hanya mengandalkan tanda tangan dan cap resmi pun sangat tidak menjamin sebuah dokumen tidak dapat dipalsukan.

Xerox, market leader di bidang printing dan digital imaging, memberi solusi. Belum lama perusahaan ini meluncurkan sebuah teknologi baru yang menjawab persoalan di atas. Teknologi itu disebut Specialty Imaging Text. Menurut Henry Tedjakusuma, System Support Manager Astragraphia., teknologi ini sebenarnya hanya menambahkan semacam font, dan ini tidak mengubah sesuatu pun pada printernya. Jadi bagi kustomer Xerox yang ingin menambahkan teknologi ini tidak perlu berinvestasi lagi pada hardware apa pun, hanya perlu membeli font-nya saja. Sayangnya, bagi yang bukan pengguna mesin Xerox fitur ini tidak bisa digunakan.

“Tujuan dari fitur ini memberi aksen pada hasil print. Fitur baru ini bisa dimanfaatkan untuk menambah security pada dokumen, juga memberi tampilan yang berbeda pada dokumen tersebut,” tambah Henry. Untuk menambah security, ada beberapa tanda (mark) yang bisa digunakan, antara lain : CorelationMark, GlossMark, Infrared Text, MicrotextMark dan FluorecentMark.

Teknologi ini bisa diaplikasikan pada berbagai jenis dokumen , antara lain, sertifikat, tiket, ID card dan dokumen-dokumen penting lainnya.

Wednesday, November 12, 2008

MARKETING 1-TO-1


“CONSUMER SEMAKIN MENJADI RAJA”

The consumer is having blast. (Their view is) I will choose to absorbed your message when I want, where I want. You’ve got to make sure that when I’m in the mood to think abaout your product you are engaging me, not interupting me.

Kevin Roberts, Worldwide CEO, Saatchi and Saatchi.

Slogan “Pembeli adalah raja” sepertinya saat ini menjadi semakin relevan saja. Di saat informasi mengenai produk dan jasa bisa dengan mudah tersedia dan didapat, produsen tidak bisa lagi gampang mempengaruhi konsumennya. Produsen tidak bisa lagi menyembunyikan kelemahan produknya. Sebagai contoh, kita pastinya sudah sering membaca sebuah ulasan mengenai dua buah produk yang sejenis. Mobil X dan Y dikuliti kelemanan dan kelebihannya. Pendeknya, keputusan untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa bener-benar datang dari konsumen itu sendiri.

Jadi sudah tidak ada lagi jalan bagi para merketer untuk mempengaruhi konsumen? Tentu saja tidak. Banyak jalan menuju Roma. Ada satu hal yang ada dalam diri setiap manusia, yaitu keinginan untuk ‘di-orang-kan’. Semua orang ingin diperlakukan istimewa. Bukan perlakuan yang biasa-biasa saja. Kalau mendapat kartu undangan orang akan lebih senang kalau namanya dicetak langsung, dibandingkan bila hanya ditulis tangan. Gelar akademis perlu lengkap disertakan, kalau perlu foto juga dipajang.

Dalam dunia marketing juga sama. Marketer yang bisa mempengaruhi konsumennya adalah yang bisa menjalih hubungan secara persoal dengannya. Jadi produsen mobil tidak cukup hanya beriklan di televisi saja. Tim sales dan marekting-nya perlu menyusun strategi bagaimana membangun hubungan yang lebih personal dengan customer-nya. Dari sanalah kemudian muncul istilah one to one marketing (1-to-1). Konsep pemasaran yang sebenarnya sudah ada sejak dulu, tetapi baru kembali digaungkan.

Kalau ingin menjadi marketer 1 to 1 yang tulen, anda harus bisa berkomunikasi dan melayani customer dengan memberikan sebuah pengalaman personal yang unik dan berharga, demikian kata Coravure Inx.White Paper. Untuk bisa memberikan semua itu tentunya perlu didahului dengan pengenalan customer terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya data.

Print On Demand

Digirtal printing, inilah teknologi yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh para marketer. Dengan teknologi inilah mecetak sesuai dengan permintaan (print on demand) bisa diwujudkan. Selain itu dengan sistem POD ini memungkinkan mencetak dokumen dengan data yang berbeda-beda (variable data printing). Sudah lama mungkin para maketer mempunyai ide untuk melaksanakan pemasaran yang lebih bersifat personal tetapi sayang waktu itu teknologinya belum ada. Sekarang disaat teknologi digital printing sudah semakin maju, keinginan mereka dengan mudah bisa diwujudkan.

Di negara maju, dimana teknologi digital printing sudah leblih dulu dikenal, konsep marketing 1 to 1 sudah banyak dijalankan. Direct mail misalnya, diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang akan mengambil porsi hingga 65% dari total belanja iklan. Ini tidak berlebihan, karena konsumen ternyata lebih memilih direct mail sebagai media terbaik ketika mereka menerima pesan marketing (69%), lewat email (28%) dan sisanya 3% l;ebh meimilh telemarketing (The NAPL 2006 State of the Industry report) . Model direct mail ini mereka mengganggu kegiatan mereka, apakah itu saat makan, nonton televisi atau yang lainnya. Dan mereka melihatnya karena kesadaraanya sendiri.

Satu lagi aplikasi 1 to 1 marketin gyang cukup menarik, yaitu TransPromo. Konsepnya adalah bagaimana menyatukan pesan promosi dalan sebuah dokumen yang pasti akan dibaca oleh penerimanya, seperti statement transaksi, invoice, confirmation, atau benefit explanation.

Dokumen-dokumen di atas pasti banyak sekali jumlahnya, dan yang penting adalah dukumen itu pasti dibaca. Sayangnya belum (banyak) perusahaan di Indonesia yang melakukan konsep TransPromo tersebut, padahal banyak sekali keuntungannya. Banyak perusahaan di Indonesia yang masih menggunakan cara–cara yang konvensional. Misalnya sebuah perpusahaan kartu kedit yang menyelipkan brosur promosi tetapi terpisah dengan billing tagihannya. Yang terjadi, alih-alih dilihat, sering kali malah langsung dibuang ke tempat sampah. Padahal kalau disajikan dengan lebih personal, pesan promosi itu kemungkinan akan dibaca oleh pelanggan dan bila dikelola dengan baik malah akan menjadi sumber uang yang lain.

Di negara maju konsep TranPromo sudah banyak diaplikasikan. Menurut riset InfoTrends, di Amerika Utara, total TransPromo full color mencapai 1,6 miliar gambar pada 2006. Diperkirakan angka tersebut akan meningkatkan CAGR (compound annual growth rate) 91% menjadi 21.7 miliar gambar pada tahun 2010

Yang menjadi pertanyaan mengapa perusahaan-perusahan di Indonesia belum banyak yang mengaplikasikanya. Ada beberapa alasan, pertama masih kurang pahamnya para marketer mengenai teknologi printing yang sudah sedemikian maju, seperti print on demand atau variable data printing. Kedua, mungkin karena kurangnya data base, dimana ini akan sangat mendukung suksesnya marketing 1 to 1.

Padahal kalau kita lihat statistik, secara umum penggunaan cetak warna digital untuk dokumen transaksi memang semkain meningkat. Menurut riset InfoTrends, pada tahun 2002 sudah ada sekitar 39,1% mencetak warna dokumen transaksinya. Ditahun 2006 angka itu sudah naik menjadi 45,8%. Tetapi diperkirakan hanya 10,6% yang benar-benar yang menggukanan full color pada tahun 2002, sementara pada tahun 2006 naik menjadi 22,9 %, dan diperkirakan akan menjadi 33% pada 2010.

Thursday, March 1, 2007

TUJUAN HIDUP

"Saya sih menjalani hidup seperti seperti air mengalir saja, tidak perlu ngoyo-ngoyo," begitu jawaban kebanyakan orang kalau ditanya apa tujuan hidupnya.

Menurut sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Harvad University, sebagian besar orang memang tidak mempunyai tujuan yang jelas kemana masa depannya akan dibawa. Akan menjadi seperti apa, akan mempunyai kehidupan rumah tangga yang bagaimana, akan mempunyai rumah yang seberapa besar -sepuluh tahun mendatang, kebanyakan orang tidak bisa menggambarkannya.

Hidup, bagaikan membangun sebuah rumah tentu perlu direncanakan lebih dahulu. Bagaimana bentuk interior atau eskteriornya, berapa banyak kamarnya dan seberapa besar ukurannya, kapan harus diselesaikan -semua harus diketahui pada awalnya. Apa jadinya kalau tidak ada rencana? saya yakin sampai kapan pun tidak akan berdiri rumah tersebut.

Suatu hari keponakan saya yang umurnya lima tahun minta tolong dirangkaikan rel kereta mainannya. Rel kereta mainan itu memang masih dalam bentuk potongan-potongan pendek. ada yang lurus pendek, panjang, ada yang bengkok ada yang hampir setengan lingkaran dan ada juga yang bergelombang menanjak. Sebenarnya jumlah potongan itu tidaklah banyak. mungkin hanya belasan saja. Tetapi ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Setelah satu jam lebih mencoba merangkainya, potongan rel kereta itu belum juga terangkai. Bahkan ketika sodara-sodara yang lain ikut membantu, ternyata tidak jadi-jadi juga. Setelah sekian lama, akhirnya saya menemukan caranya. Ternyata mudah saja. Lihat dulu gambar yang ada di box mainan kereta itu. Dari situ kita tinggal merangkainya berdasarkan gambar yang ada.

Tuhan telah memberikan banyak pilihan. Kita bebas memilih mau jadi seperti apa. Tuhan juga telah memberikan berbagai sarananya. Kita tinggal memilih yang cocok, mana yang bisa membatu kita menjadi yang kita inginkan. Tuhan telah memberikan otak yang begitu luar biasa, kita tinggal memaksimalkannya.

Jadi, apa tujuan hidup anda?